Random Template

OM SWASTYASTU NAMO SIDAM
Sudah siapkah kita sebagai guru menghadapi kurikulum 2013?

Rabu, 22 Mei 2013

Pengertian Cooperatif Learning


A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Cooperative Learning mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Kebanyakan melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4 (empat) siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda (Slavin, 1994), dan ada yang menggunakan ukuran kelompok yang berbeda-beda (Cohen, 1986; Johnson & Johnson, 1994; Kagan, 1992; Sharan & Sharan, 1992).

Khas Cooperative Learning yaitu siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kooperatif dan tinggal bersama dalam satu kelompok untuk beberapa minggu atau beberapa bulan. Sebelumnya siswa tersebut diberi penjelasan atau diberi pelatihan tentang bagaimana dapat bekerja sama yang baik dalam hal:
- Bagaimana menjadi pendengar yang baik
- Bagaimana memberi penjelasan yang baik
- Bagaimana cara mengajukan pertanyaan dengan benar dan lain-lainnya.
Peran guru dalam pembelajaran cooperative learning sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan de-mokratis, dan masing-masing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain .

Ketika pembelajaran kooperatif apa yang dibutuhkan oleh pengajar adalah menyusun pelatihan sehingga anggota-anggota dari kelompok-kelompok kecil yakin merupakan hasil bersama. Lebih lanjut, petunjuk seharusnya diberikan kepada kelompok-kelompok yang anggota-anggotanya mendapatkan pencapaian dari usaha-usaha anggota lainnya—bahwa anggota-anggota kelompok perlu membantu dan mendukung anggota-anggota lainnya untuk mendapatkan hasul yang ingin dicapai. Untuk melakukan hal tersebut, setiap anggota kelompok secara individual membagi akuntabilitas bersama untuk melakukan bagian pekerjaan kelompoknya. Akuntabilitas tersebut bergantung pada penguasan masing-masing anggota tim terhadap keterampilan-keterampilan kelompok kecil dan antarpribadi yang dibutuhkan untuk menjadi anggota kelompok yang efektif. Keterampilan-keterampilan tersebut adalah kemampuan untuk membahas seberapa baik kelompok bekerja dan apa yang dapat dikerjakan untuk meningkatkan pekerjaan kelompok (Johnson, 1991).

B. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:
a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.
b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam.
model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b. Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c. Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
d. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.

C. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Pendapat dari Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok dapat dianggap cooperative leaming. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan.
Saling ketergantungan Positif, Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Diibaratkan, wartawan mencari dan menulis berita, redaksi mengedit, dan tukang ketik mengetik tulisan tersebut. Rantai kerja sama ini berlanjut terus sampai dengan mereka yang di bagian percetakan dan loper surat kabar. Semua orang ini bekerja demi tercapainya satu tujuan yang sama, yaitu terbitnya sebuah surat kabar dan sampainya surat kabar tersebut di tangan pembaca.

Tanggung Jawab Perseorangan, Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kriteria kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. Berbeda dengan Nasarudin yang masuk ke kelas dan menugaskan siswanya untuk saling berbagi tanpa persiapan, pengajar yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative Learning membuat persiapan.dan menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.

Tatap Muka, Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi

kekurangan masing-masing. Setiap anggota kelompok mempunyai latar belakang pengalaman, keluarga, dan sosial-ekonomi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antaranggota kelompok. Sinergi tidak bisa didapatkan begitu saja dalam sekejap, tapi merupakan proses kelompok yang cukup panjang. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu Sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.
Komunikasi Antar Anggota, Unsur ini juga menghendaki agar para pembejar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengaiar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Ada kalanya pembelajar perlu diberitahu secara eksplisit mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut. Masih ada banyak orang kurang sensitif dan kurang bijaksana dalam menyatakan pendapat mereka. Tidak ada salahnya mengajar siswa beberapa ungkapan positif atau sanggahan dalarn ungkapan yang lebih halus. Sebagai contoh, ungkapan “Pendapat anda itu agak berbeda dan unik”. Tolong jelaskan lagi alasan Anda," akon lebih bijaksana daripada mengatakan, “Pendapat Anda itu aneh dan tidak masuk akal." Contoh lain, tanggapan "Hm...menarik sekali kamu bisa memberi jawaban itu. Tapi jawabanku agak berbeda...” akan lebih menghargai orang lain daripada vonis seperti, "Jawabanmu itu salah. harusnya begini." Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelaiar tidak bisa diharapkan langsung menjadi komunikator yang andal dalam waktu sekejap. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

Evaluasi Proses Kelompok, Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu. setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative learning. Format evaluasi bisa bermacam-macam, tergantung pada tingkat pendidikan siswa. Berikut ini adalah contoh dua buah format evaluasi proses kelompok untuk dua kelompok usia/ kelas yang berbeda.

D. Model Cooperative Learning
Berikut ini model pembelajaran yang dapat mewakili model-model cooperative learning :
a. Student teams achievement division (STAD)
Langkah-langkah:
1) Membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang.
2) Guru menyajikan materi pelajaran.
3) Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepada anggota kelompok.
4) Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu.
5) Pembahasan kuis
6) Kesimpulan

b. Jigsaw (model tim ahli)
Langkah-langkah:
1) Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang
2) Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda
3) Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli)
4) Setelah kelomppok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali kekelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai
5) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
6) Pembahasan
7) Penutup
c. Group investivigation go a round
Langkah-langkah:
1) Membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari ± 5 siswa
2) Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis
3) Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.
d. Think pair and share
Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan inti materi
2) Siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3) Guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil Diskusinya
4) Atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa
5) kesimpulan


e. Make a match (membuat pasangan)
Langkah-langkah:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)
2) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.
3) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban)
4) Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
5) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya
6) Kesimpulan.

E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN COOPERATIVE LEARNING
1. Kelebihan cooperative learning yaitu:
a. Meningkatkan harga diri tiap individu
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar.
c. Konflik antar pribadi berkurang
d. Sikap apatis berkurang
e. Pemahaman yang lebih mendalam
f. Retensi atau penyimpanan lebih lama
g. Meningkatkan kebaikan budi,kepekaan dan toleransi.
h. Cooperative learning dapat mencegah keagresivan dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif.
i. Meningkatkan kemajuan belajar(pencapaian akademik)
j. Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif
k. Menambah motivasi dan percaya diri
l. Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-teman sekelasnya
m. Mudah diterapkan dan tidak mahal
2. Kelemahan cooperative learning yaitu:
a. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakuakan di luar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau di tempat yang terbuka.
b. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam cooperative learning bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok.
c. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain.
d. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam cooperative learning pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu.

Model Pembelajaran

Model Pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Ciri-ciri Model Pembelajaran
Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah :
  1. Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
  2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
  3. Tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakandengan berhasil.
  4. Lingkungan belajar yang duperlukanagar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu: pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan masalah; diskusi; dan learning strategi.

Colin Marsh. (1996). Handbook for beginning teachers. Sydney : Addison Wesley Longman Australia Pry Limited.
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.

Senin, 20 Mei 2013

UPACARA MAPAINGKUP

Upacara mapaingkup disebut juga upacara Ngerajeng Linggih, mapaingkup artinya:
  1. menyatukan
  2. mensetanakan, dalam hal ini menyatukan atma yang baru di aben dengan atma-atma yang sudah lama di aben, yang berstana di Sanggah Pamerajan.
Upacara ini terdiri dari 2 bagian yaitu :
  1. Melaksanakan Nilapati
  2. Naur Danda Kalepasan
Penjelasan:
  1. Ngulapin di Segara tujuannya permohonan ijin kehadapan Ida Bethara Baruna
  2. Nyegara Gunung, tujuannya mohon kesejahtraan kehadapan Hyang Widhi selanjutnya di sanggah pemerajan untuk penunggalan dan penstanaan disaksikan oleh Catur Dewata yaitu :
    1. Dewa Iswara
    2. Dewa Brahma
    3. Dewa Mahadewa
    4. Dewa Wisnu
Setelah mapaingkup status atma sudah menjadi Bethara Dewa Hyang atau Bethara Raja Dewata.

UPACARA MEAJAR-AJAR
Setelah selesai mapaingkup atau Ngerajeg linggih, dilaksanakan upacara meajar-ajar. Tujuannya yaitu nangkilang Bethara Raja Dewata ke pura-pura stana para Dewa (Hyang Widhi ) agar mendapat restu serta dikenal sebagai atma yang sudah disuebkan.

CATATAN:
Kalu manusia masih hidup, upacara mebakti ke pura-pura sad kahyangan disebut pelaksanaan Tirta Gamana.
PURA-PURA YANG WAJIB DIKUNJUNGI
    1. Upacara meajar – ajar setelah selesai ngaben a.l :
  1. Pura Kawitan
    1. Pura Dalem Buahan
    2. Pura Dalem Benculuk
    3. Pura Batur Sari
    4. Pura Dasar Gelgel
    5. Pura Gua Lawah
    6. Pura Dalem Puri
    7. Pura Dalem Nararya Tegeh Kuri
    8. Pura Dalem Keresne Kepakisan
    9. Pura Penataran Agung Besakih
    10. Pura Silayukti
    11. Pura Sari Ayu
    12. Pura Telaga Mas
    13. Pura Pasar Agung
    14. Pura Lempuyang Luhur
    15. Pura Batur ( Pura Ulun Danu Batur )
    16. Pura Ponjok Batu
    1. Pelaksanaan Tirta Gamana, manusia masih hidup yaitu : sembahyang ke pura-pura sad kahyangan :
  1. Pura Pulaki ( Buleleng )
  2. Pura Batukaru ( Tabanan )
  3. Pura Uluwatu ( Badung )
  4. Pura Ulun Danu ( Bangli )
  5. Pura Besakih ( Karangasem )
  6. Pura Lempuyang Luhur ( Karangasem )

Lihat juga pengetian Hari  Raya Nyepi

Contoh Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas


PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG
DINAS PENDIDIKAN
UNIT PELAKSANA PENDIDIKAN KECAMATAN SERIRIT
Alamat Jln. Pemuda No. 9, Desa Bubunan, Kecamatan Seririt

 


SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS
                                                NOMOR:

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Unit Pelaksana Pendidikan Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng:
1.      Nama                                    : I Putu Ardika, S.Pd.SD
2.      NIP                                      : 19601231 197910 1 054
3.      Pangkat/Golongan               : Pembina, IV/a
4.      Jabatan                                 : Kepala Unit Pelaksana Pendidikan Kec. Seririt
5.      Unit Kerja                            : Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng
6.      Instansi                                 : Pemerintah Kabupaten Buleleng
        
Dengan ini menyatakan bahwa saudara:
1.      Nama                                    : Made Sutawan, A.Ma.
2.      NIP                                      : 19871026 201001 1 007
3.      Tempat/Tanggal Lahir          : Mayong, Buleleng, 26 Oktober 1987
4.      Pangkat/Golongan               : Pengatur Muda Tk. I, II/b
5.      Unit Kerja                            : SD N 1 Mayong
6.      Alamat                                 : Desa Mayong, Kecamatan Seririt

Memang benar yang bersangkutan telah melaksanakan tugas sebagai Guru di SD N 1 Mayong, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, mulai 14 April 2010.
Demikian Surat Pernyataan melaksanakan tugas ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

                                                                                    Seririt, 8 Agustus 2012
                                                                                    Kepala Unit Pelaksana Pendidikan
                                                                                    Kecamatan Seririt,


                                                                                    I Putu Ardika, S.Pd.SD
                                                                                    NIP. 19601231 197910 1 054

Daftar Guru SD N 1 Mayong Tahun Pelajaran 2012/2013

NONAMANIPPANGKAT / GOLONGANSERTIPIKASI THNMENGAJAR DI KELAS
123456
1NYOMAN PEGEG SUYASA195412311977011038Pembina, IV /a2009IV,V,VI
      
2PUTU NATA 195312311977121006Pembina, IV /a2009I s/d VI
      
3NI GUSTI AYU AGUNG MEITRI 196105141983042006Pembina, IV /a2011I
      
4I KETUT ASTINI, S.Pd 196212311981122037Pembina, IV /a2011I s/d VI
      
5GST.KETUT SUARDIKA, S.Pd196012311984041013Pembina, IV /a2011I s/d VI
      
6NENGAH SUDIATINI, S.Pd.SD197109231993032004Penata, III / c2012V,VI
      
7PUTU ARJANA, S.Pd. SD198101162003121004Penata Muda Tk I, III /b-IV,V,VI
      
8PUTU SASTRAWAN, S.Pd.SD197602022005011007Pengatur Tk I, III /a-IV,V,VI
      
9PUTU DIAN PERMATA SARI, S.Pd. SD198607032009022001Pengatur Tk I, III /a-II
      
10MADE SUTAWAN, S.Pd 198710262010011007Pengatur Muda Tk I, II /b-III
      
11KETUT SUMAYASA, A.Ma198705252010011009Pengatur Muda Tk I, II /b-IV,V,VI
      
12PUTU ARSANA---IV
     

Foto Siswa Kelas VI Tahun Pelajaran 2012/2013